Senin, 29 November 2010

MBS OBSERVASI SD


MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
“Hasil Observasi di SD  Kristen 04 Eben Haezer Salatiga
Dosen Pembimbing : Prof. Prof. Dr. Slameto, M. Pd

Disusun oleh :
  1. Setra April Fitriyani             292008022
  2. Sri Riwayanti                         292008042
  3. Leinna Mega Reinny           292008125
  4. Yunia Dwi Ardani                292008164
  5. Sri Ambar Tugiyati               292008181
  6. Rahmat Rais Sanjani            292008185

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat kasih penyertaan perlindungan dan pertolongannya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan observasi ini.
Kegiatan observasi ini untuk memenuhi tugas wajib mata kuliah Manejemen Berbasis Sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan di SD Kristen 04 Eben Haezer Salatiga.
Selama pelaksanaan observasi ini sampai dengan selesainya penulisan laporan ini, kami telah memperoleh bantuan baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih pada :
  1. Bapak Prof. Dr. Slameto. M.Pd ; selaku Dosen Pengampu mata kuliah Profesi Keguruan.
  2. Bapak  Wisnu Subagyo,Spd selaku Kepala Sekolah SD Kristen 04 Eben Haezer, yang telah memberi izin pelaksanaan kegiatan observasi.
  3. Guru dan staf SD Kristen 04 Eben Haezer Salatiga yang telah berkenan membantu pelaksanaan kegiatan observasi.
  4. Semua pihak dan teman-teman lainnya yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, atas segala bantuannya.
Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan, maka kami mohon maaf atas kekurangannya. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan laporan.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, kami berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Salatiga, November 2010
                                                                                                  









BAB I
PENDAHULUAN

A.    Abstraksi 
Manajemen Berbasis Sekolah merupakan satu bentuk agenda reformasi pendidikan di Indonesia yang menjadi sebuah kebutuhan untuk memberdayakan peranan sekolah dan masyarakat dalam mendukung pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Secara esensial Manajemen Berbasis Sekolah menawarkan diskursus ketika sekolah tampil secara relatif otonom, dengan tidak mereduksi peran pemerintah, terutama dalam bidang pendanaan.
Hal tersebut tentunya akan berakibat pada mutu pendidikan. Apabila mutu pendidikan hendak diperbaiki, maka perlu ada pimpinan dari para profesional pendidikan. Manajemen mutu merupakan sarana yang memungkinkan para profesional pendidikan dapat beradaptasi dengan kekuatan perubahan yang akan bermuara pada sistem pendidikan bangsa kita.
B.     Latar Belakang
Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi pengelolaan pendidikan dengan diberikannya wewenang kepada sekolah untuk menyusun kurikulumnya mengacu pada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional dan pasal 35 tentang standar nasional pendidikan. Juga adanya tuntutan globalisasi dalam bidang pendidikan yang memacu agar hasil pendidikan nasional dapat bersaiang dengan hasil pendidikan negara-negara maju.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan kondisi daerah perlu segera dilaksanakan. Bentuk nyata dari desentralisasi pengelolaan pendidikan ini adalah diberikannya kewenangan kepada sekolah untuk mengambil keputusan berkenaan dengan pengelolaan pendidikan, seperti dalam pengelolaan kurikulum, baik dalam penyusunannya maupun pelaksanaannya di sekolah. 
           Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian  dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Khususnya yang akan kami ulas yaitu SD Kristen 04 Eben haezer, salatiga
C.    Tujuan
Pembuatan makalah yang dilakukan mahasiswa dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah. Kegiatan ini berguna bagi mahasiswa untuk menambah pemahaman tentang Manajemen Berbasis Sekolah dalam dunia pendidikan, dengan tujuan sebagai berikut:
1.      Mengetahui berbagai kegiatan MBS di Negara-negara maju dan berkembang,  apakah sudah benar-benar dilaksanakan dengan baik.
2.      Mengetahui pihak siapa saja yang terkait dalam MBS.
3.      Mengetahui tahap-tahap pelaksanaan MBS.
D.    Obyek Telaah
Obyek telaah yang kami bahas dalam kegiatan observasi ini tentang system pengorganisasian manajemen berbasis sekolah(MBS) di SD Kristen 04 Eben haezer, Salatiga.






















I.       PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Observasi ini diadakan hari Rabu, 6 Oktober 2010.
Metodologi Pelaksanaan
Data hasil kegiatan ini dikumpulkan melalui observasi, dan wawancara secara langsung kepada Kepala Sekolah, guru beserta siswa  di SD Kristen 04 Eben haezer, salatiga..
Jadwal Kegiatan
No
Tanggal Kegiatan
Nama Kegiatan
1
2 September 2010
­  Pembentukan Organisasi
­  Penyusunan Proker
2
16 September 2010
­  Menentukan SD Kristen yang akan dituju
­  Perencanan pengajuan ijin
3
20 September 2010
­  Pengajuan untuk permintaan ijin observasi di SD Kristen 4 Eben Haezer

4
22 September 2010
­  Penyusunan proposal
5
29 September 2010
­  Penyelesaian proposal

6
30 September 2010
­  Pembuatan surat Ijin Observasi di TU
7
1 Oktober 2010
­  Pengambilan surat ijin
8
4 Oktober 2010
­  Penyerahan surat ijin ke SD
9
6 Oktober 2010
­  Pelaksanaan observasi
10
11 Oktober 2010
­  Pengumpulan materi observasi
11
18 Oktober 2010
­  Penyusunan makalah
12
25 Oktober 2010
­  Penyelesaian makalah
13
15 November 2010
­  Penyelesaian makalah

Data yang dikumpulkan
Dalam pelaksanaan kegiatan observasi ini kami ingin mengatahui, memahami, dan menganalisa system pengorganisasian MBS SD Salatiga dengan rincian pertanyaan sebagai berikut :
1.      Profil MBS
a.      Apa pengertian MBS?
b.      Bagaimana menguraikan secara singkat sejarah munculnya MBS?
c.       Apa tujuan dan manfaat penerapan MBS?
2.      Penerapan MBS di SD Kristen 04 Eben Haezer Salatiga
a.       Bagaimana profil SD Kristen 04 Eben Haezer Salatiga?
b.      Bagaimana pelaksanaan MBS SD Kristen 04 Eben Haezer Salatiga ?
c.       Bagaimana Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran di SD Kristen 04 Eben Haezer Salatiga
d.      Bagaimana Manajemen Siswa di SD Kristen 04 Eben Haezer Salatiga
e.       Bagaimana Manajemen Ketenagaan di SD Kristen 04 Eben Haezer Salatiga
f.       Bagaimana Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan di SD Kristen 04 Eben Haezer Salatiga
g.      Bagaimana Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat di SD Kristen 04 Eben Haezer Salatiga
h.      Bagaimana Manajemen Layanan Khusus di SD Kristen 04 Eben Haezer Salatiga
i.        Bagaimana Peningkatan Sekolah Dalam Penerapan MBS di SD Kristen 04 Eben Haezer Salatiga
j.        Apa Faktor penghambat penerapan MBS di SD Kristen 04 Eben Haezer?












II.                Landasan Teori

Pengetahuan Dasar MBS
a.          Pengertian MBS
MBS memiliki banyak pengertian, bergantung dari sudut pandang orang yang mengartikannya. Nurkholis (2003:1), misalnya, menjelaskan bahwa Manajemen Berbasis Sekolah terdiri dari tiga kata, yaitu manajemen, berbasis, dan sekolah. Pertama, istilah manajemen memiliki banyak arti. Secara umum manajemen dapat diartikan sebagai proses mengelola sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan. Ditinjau dari aspek pendidikan, manajemen pendidikan diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah maupun tujuan jangka panjang. Kedua, kata berbasis mempunyai kata dasar basis atau dasar. Ketiga, kata sekolah merujuk pada lembaga tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Bertolak dari arti ketiga istilah itu, maka istilah Manajemen Berbasis Sekolah dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan sumber daya yang berdasar pada sekolah itu sendiri dalam proses pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

b.         Sejarah Munculnya MBS
            Penerapan MBS di suatu negara pasti tidak terlepas dari perkembangan pendidikan dan upaya-upaya perbaikan mutu pendidikan di negara tersebut. Sejak tahun 60-an dan 70-an banyak sekali inovasi yang telah dilakukan. Misalnya, pengenalan kurikulum baru untuk memperbaiki mutu pendidikan dan pendekatan-pendekatan baru (metode baru) dalam proses pembelajaran, tetapi hasilnya kurang memuaskan. Baru ketika tahun 80-an, saat terjadi perkembangan manajemen dalam dunia industri dan organisasi komersial mencapai sukses, orang mulai percaya bahwa untuk memperbaiki mutu pendidikan, perlu ada lompatan dari tataran pengajaran di dalam kelas ke tataran organisasi. Perubahan itu dilakukan di dalam struktur dan gaya manajemen sekolah (Cheng, 1996).

Bagaimana dengan model MBS di Indonesia? Pada dasarnya, esensi MBS bukanlah sesuatu yang baru sama sekali di Indonesia. Meskipun belum menggunakan istilah MBS, sekolah atau madrasah yang sistem pengelolaannya dilakukan oleh swasta, baik yayasan, pesantren, badan hukum dan sebagainya, telah menerapkan prinsip-prinsip MBS tersebut. Formalisasi MBS dimaksudkan untuk lebih menekankan pada persoalan yang lebih mendasar dan mendalam tentang bagaimana implementasi MBS yang lebih tepat di sekolah.
Dasar hukum penerapan model MBS di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Penerapan pendekatan dan pengelolaan sekolah dengan prinsip MBS secara resmi mulai berlaku tanggal 8 Juli 2003. Sebelumnya, pemerintah telah melakukan berbagai program rintisan di berbagai jenjang pendidikan berkenaan dengan model MBS melalui berbagai kebijakan yang bertujuan untuk membuat sekolah menjadi lebih mandiri dan meningkatkan partisipasi masyarakat. Sebagai contoh, rintisan program MBS di SD dan MI telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Program ini menekankan pada tiga komponen, yaitu Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), Peran Serta Masyarakat (PSM), dan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Ketiga komponen itu tertuang dalam Propenas 2000-2004 sebagai program untuk mengembangkan pola penyelenggaraan pendidikan berdasarkan manajemen berbasis sekolah untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya pendidikan dengan memperhatikan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat.
Pada tahun 1999 dengan bekerjasama serta bantuan dari UNESCO dan UNICEF, program MBS telah dirintis di 124 SD/MI, yang tersebar di 7 kabupaten pada propinsi Jawa Tengah (Kabupaten Magelang, Banyumas, dan Wonosobo), Jawa Timur (Kabupaten Probolinggo), Sulawesi Selatan (Kabupaten Bontang), dan Nusa Tenggara Timur (Kota Kupang)..
Selanjutnya, pada tahun 2002, pemerintah New Zealand membantu pendanaan untuk memantapkan dan menyebarkan program tersebut di tujuh kabupaten/kota rintisan serta untuk mendiseminasikan program ke tujuh kabupaten lainnya di Indonesia Timur, termasuk Papua dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Jumlah SD/MI berkembang menjadi 741 SD/MI. Diseminasi program oleh Unicef di sejumlah kabupaten di pulau Jawa juga dilakukan dengan menggunakan bantuan dana dari Bank Niaga, BFI, Chef for Kids, dan City Bank. Beberapa bantuan juga diberikan oleh lembaga bantuan Australia (AusAID), sehingga pada tahun 2004 program tersebut telah berkembang ke 40 kabupaten di 9 propinsi dengan 1479 SD/MI.
Replikasi program juga telah dilaksanakan oleh pemerintah pusat (Depdiknas) di 30 propinsi di Indonesia di bawah lambang “MBS”. Juga, USAID – lembaga bantuan dari pemerintah Amerika Serikat juga telah mengembangkan program MBS sejenis di Jawa Timur dan Jawa Tengah yaitu Managing Basic Education (MBE), serta pada tahun 2004 model MBS juga dilaksanakan di tiga kabupaten Jawa Timur dengan dukungan Indonesia – Australia Partnership in Basic Education (IAPBE). Mulai tahun 2005, USAID juga memberikan bantuan untuk model MBS ini di 7 propinsi di Indonesia melalui program Decentralized Basic Education (DBE).
Usaha-usaha implementasi MBS di Indonesia terus dilakukan dalam kerangka meningkatkan mutu pendidikan. Dengan MBS yang telah dilaksanakan di SD/MI maka sekolah akan lebih mandiri di dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Menurut Nurcholis (2003:108), sekolah yang menerapkan MBS mempunyai sejumlah ciri, yaitu memiliki tingkat kemandirian yang tinggi, bersifat adaptif, antisipatif, dan proaktif, memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi, bertanggung jawab terhadap kinerja sekolah, memiliki kontrol yang kuat terhadap input manajemen dan sumber dayanya dan kondisi kerja, mempunyai komitmen ang tinggi pada dirinya, menjadikan prestasi sebagai acuan dalam penilaian, memiliki kemampuan memberdayakan masyarakat untuk berpartisipasi aktif, serta meningkatnya kualitas proses pembelajaran.

c.       Tujuan dan Manfaat MBS
Tujuan MBS bermuara pada peningkatan mutu pendidikan, efisiensi pengelolaan, relevansi pendidikan baik menyangkut mutu pembelajaran, sumber daya manusia, kurikulum yang dikembangkan, serta tata pelayanan pendidikan.
Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa MBS memberikan kewenangan yang besar kepada sekolah dalam pengambilan suatu keputusan. Oleh karena itu, sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam pengelolaan pendidikan dan pembelajaran di sekolah, merencananakan, mengorganisasikan, mengawasi, mempertanggungjawabkan, memimpin sumber daya sekolah, kurikulum dan tata pelayanan pendidikan, serta dapat mengembangkan MBS sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing.
Dalam konteks pengambilan keputusan, tujuan MBS mempunyai makna bahwa pengambilan keputusan yang diambil di sekolah terhadap pendidikan menjadi lebih berkualitas, karena kewenangan dalam pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mengenal dan mengetahui betul tentang sumber daya yang ada di sekolah dan kebutuhan siswa ke depan. Dengan demikian keputusan yang diambil didasarkan pada profil sekolah yang sesungguhnya, dan mengacu pada harapan-harapan yang akan dicapai yang bersumber dari warga sekolah, orang tua, dan masyarakat dengan memperhatikan kelebihan dan kelemahan yang dimiliki sekolah. Oleh karena itu, MBS diharapkan akan dapat mendorong semua unsur tersebut untuk menjadi lebih berperan aktif dalam pengambilan keputusan yang lebih baik, yang berorientasi pada keberhasilan siswa dalam pembelajaran.

III.             HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam kegiatan ini akan dilaporkan hasil penelitian Implementasi Manajemen Berbasis sekolah (MBS) di SD Kristen eben Haizer 04 Salatiga dengan pembahasan sebagai berikut:
Diskripsi Hasil Penelitian
Gambaran Umum Subyek Penelitian
SD Kristen eben Haizer 04 Salatiga merupakan salah satu lembaga atau pusat sumber belajar untuk siswa sekolah pendidikan dasar. Terletak sangat strategis di tengah kota tepatnya di Jl. Jendral Sudirman 109. Sekolah ini memiliki seorang Kepala Sekolah yang sangat kompeten dibidangnya. Adapun rincian kepegawaian :

     NO
NAMA/ NIP
JABATAN
L/P
PEND. TERTINGGI
Mengajar
1
Drs. Wisnu Subagyo
KS
L
S.1
Matematika 6
2
Urip Sayekti, S,Pd
WKS
P
S.1
Guru Kls. 4
3
Dra.Kristiyani
Guru
P
S.1
Guru Kls. 5
4
Sri Widodo Pujilestari, S.Pd
Guru
P
S.1
Guru Kls. 1
5
Priska Winarni  D.H, S.Pd
Guru
P
S.1
Guru Kelas 3
6
Petrus Sutomo,AMd, S.Sn
Guru
L
S.1
Guru Kls. 6
7
Sri Nurhayati,. S.Pd.
Guru
P
S. 1
Guru Kls. 2
8
Elok Prasetyani, S.Pd
Guru
P
S.1
Guru Agama Kristen
9
Puguh Fadjaryanto, S.Pd.
Guru
L
S. 1
Guru Kertangkes
10
Joko Riyadi, S.Pd.
Guru
L
S.1
Guru Penjaskes
11
Noto Budi Dian P.,S.Pd.
Guru
L
S1
Guru Bhs Inggris
12
Fransiska Dahniar
TU
P
D2
-
13
Djumeri
Penjaga
L
SD
-
14.
Heri Setiawan
Pekarya
L
SMEA
-

Situasi SD Kristen eben Haizer 04 Salatiga n sangat edukatif, karena situasi sekolah nyaman untuk belajar, sarana dan prasarana menunjang untuk proses belajar mengajar. Pembentukan Visi misi SD Kristen 04 Eben Heazer telah mengalami pembaharuan visi misi sekitar 2 tahun yang lalu. Dalam penyusunan visi misi melibatkan semua pihak sekolah. Diantaranya perwakilan orang tua / wali murid, Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan. Visi misi disesuaikan dengan kemajuan-kemajuan sekolah. visi misi tertera di dinding  sekolah, lingkungan sekolah dan dimuat pada buku ulangan dan buku catatan rohani, dimana setiap siswa mempunyai buku tersebut.
Hal tersebut diperkuat dengan visi dan misi sekolah yang jelas sangat mempengaruhi kelangsungan sekolah tersebut. Adapun visi dan Misi sekolah tersebut adalah
V I S I
Mewujudkan sekolah yang memberitakan kasih Allah yang membebaskan, menjunjung tinggi kebenaran dan mencapai sekolah berstandar nasional, dengan lulusan yang berkepribadian baik, cerdas, trampil dan kreatif.
M I S I
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas SD Kristen 04 Eben Haezer diutus untuk melaksanakan misinya yaitu :
1.      Melaksanakan pendidikan nasional berlandaskan nilai kristiani melalui persekutuan, kesaksian dan pelayanan
2.      Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan agar dapat memenuhi standar nasionall pendidikan.
Hasil observasi
Pelaksanan MBS di SD Kristen 04 Eben Haezer dilaksanakan  sudah dari awal berdirinya SD . dari awal berdirinya hingga saat ini, SD tersebut sudah menerapkan program MBS dalam program pendidikannya. Hanya saja pada saat itu SD tersebut, belum memiliki nama dalam sistem menagennya. Hingga saat ini, SD kristen 04 baru memberi nama menagemanya yaitu MBS. Namun dengan adanya  nama baru dalam programn MBS ini tidak ada perubahan melainkan pengembangan-pengembangan yang lebih baik yang  disepakati pihak sekolah, komite sekolah dan orang tua wati murid untuk memajukan sekolah ini.   Karena SD Kristen 04 Eben Heazer ini adalah sekolahan swasta dibawah sebuah yayasan kristen dalam segi pengembanganya, SD tersebut masih dibawah pengwasan pemerintah.
1.      Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran
Pelaksanaan Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran di SD Kristen 04 Eben Haizer salatiga tersebut cukup baik. Dari hasil observasi dan wawancara yang diteliti, termasuk dalam kategori baik, Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran dapat dilihat secara terperinci tentang materi diantaranya yaitu : materi kurikulum inti masih disusun ditingkat pusat dan materi kurikulum muatan local disusun ditingkat sekolah berdasarkan potensi lingkungan setempat. Pedoman dan kisi-kisi soal disusun ditingkat pusat. Untuk mencapai hasil belajar yang baik perlu adanya perencanaan PBM yang dapat dilihat secara terperinci diantaranya yaitu adanya rencana pembelajaran tahunan, adanya rencana pembelajaran semesteran dan adanya perumusan tujuan.
Pelaksanaan PBM di kelas yang meliputi metode dan media yang digunakan, pemanfaatan sumber belajar yang tersedia, suasana belajar di kelas, aktifitas guru di kelas, aktifitas murid belajar di kelas. Evaluasi PBM termasuk dalam kategori baik dengan cara melakukan pre-test dan post-test setiap kali mengajar, memberikan PR, memberitahu hasil penilaian serta membahas kembali mata pelajaran yang belum dikuasai siswa.
2.      Manajemen Siswa
Untuk mengetahui kegiatan manajemen siswa perlu diperhatikan mulai dari penerimaan siswa baru, data tentang siswa yang kemudian dilakukan pengelompokan dan orientasi sehingga secara fisik, mental, emosional siap untuk mengikuti pendidikan di sekolah dikategorikan baik. Kegiatan kemajuan belajar yang mencakup pencatatan dan ketatalaksanaan kesiswaan dalam bentuk buku induk, buku presensi,buku cacatan mingguan siswa, buku rapor, buku mutasi serta melaporkan kepada orang tua kemajuan siswa secara periodik dan program supervisi bagi siswa yang punya kelainan dikategorikan baik. Bimbingan dan pembinaan disiplin siswa yang dilakukan di sekolah meliputi bimbingan dan bantuan terhadap anak-anak yang bermasalah dalam belajar, baik emosional maupun sosial, bertanggung jawab atas pengendalian disiplin siswa dikategorikan baik. Sekolah menerapkan ketiga hal tersebut dalam manajemen siswa dengan hasil yang baik.
3.      Manajemen Ketenagaan
Pelaksanaan manajemen ketenagaan termasuk dalam kategori cukup. Dapat dilihat secara terperinci, manajemen ketenagaan meliputi : perencanaan pegawai yang sebelumnya dilakukan analisis pekerjaan (Job analisis) dan analisis jabatan untuk memperoleh deskripsi pekerjaan (gambaran tentang tugas-tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan) dikategorikan baik. Pengadaan pegawai dengan cara sekolah melakukan rekruitmen dan seleksi pegawai sendiri melalui ujian lisan, tulisan dan praktek termasuk dalam kategori baik. Hubungan kerja sekolah yang sehat dan harmonis sehingga menunjang keberhasilan PBM dikategorikan baik. Evaluasi kinerja pegawai dilakukan secara obyektif dan akurat difokuskan pada prestasi individu dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah termasuk dalam kategori baik.
4.      Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan yang dilaksanakan di SD Kristen 04 Eben Haezer Salatiga dikategorikan baik karena  manajemen sarana dan prasarana pendidikan yang ditujukan guru ini memuat 5 item pernyataan dengan berbagai indikator. Diantaranya yaitu: perencanaan sarana dan prasarana hasilnya baik. Pengadaan sarana dan prasarana hasilnya baik. Penyimpanan inventarisasi sarana pendidikan hasilnya baik. Pemeliharaan dan perbaikan sarana pendidikan dilakukan oleh petugas, pemeliharaan bangunan fisik dilakukan oleh penjaga dapat dikategorikan baik.
5.      Manajemen Anggaran/ Biaya
Manajemen anggaran/biaya di SD Kristen 04 Eben Haezer  dikategorikan baik Dalam manajemen anggaran/ biaya ini dibagi menjadi tiga kategori yaitu : perencanaan, penggunaan dana dan pertanggungjawaban. Penjabaran dari indikator perencanaan manajemen anggaran/biaya diantarannya yaitu: sekolah selalu merencanakan anggaran dengan matang untuk kelancaran PBM, keuangan sekolah berasal dari anggaran rutin pemerintah, orang tua/ peserta didik dan masyarakat hasilnya baik. Penggunaan dana sekolah dilakukan untuk perbaikan dan rehab gedung hasilnya baik. Sekolah rutin melakukan pertanggungjawaban penggunaan biaya kepada orang tua siswa dan masyarakat setiap tahun sekali dengan hasil baik.
6.      Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Dalam manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat terdapat tiga indikator yaitu : fungsi pokok Husemas, tujuan Husemas dan bentuk operasional Husemas. Fungsi pokok Husemas adalah melaksanakan kegiatan yang berhasil menarik simpati masyarakat dengan hasil baik. Tujuan Husemas adalah meminta dukungan masyarakat terhadap sekolah secara spiritual dan material sehingga dapat meningkatkan prestise sekolah, masyarakat dapat sebagai sumber informasi dan inspirasi bagi sekolah dengan hasil baik. Bentuk operasional partisipasi sekolah melalui komite sekolah dengan hasil baik.
7.      Manajemen Layanan Khusus
Dalam manajemen layanan khusus memuat tiga indikator yaitu : manajemen perpustakaan, kesehatan sekolah dan keamanan sekolah. Manajemen perpustakaan dikelola dengan baik, isinya juga lengkap sehingga pada jam-jam istirahat dan waktu kosong di sekolah, siswa sering membaca buku di perpustakaan dikategorikan baik. Sekolah tidak hanya tempat belajar tetapi juga sebagai tempat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani, sekolah meningkatkan program pelayanan kesehatan. Sekolah memberikan pelayanan keamanan pada siswa dan para pegawai yang ada di sekolah dengan kategori baik. Jadi apabila diinterpretasikan ke dalam kriteria hasil perhitungan, dapat dideskripsikan bahwa implementasi manajemen berbasis sekolah di SD Kristen 04 Eben Haezer tergolong baik.
Peningkatan Sekolah Dalam Penerapan MBS
Dalam penerapan MBS ini, Sekolah Kristen 04 Eben Haezer telah mengalami beberapa peningkatan diantaranya :
a.       Pembanguanan Gedung
Salah satu bentuk kesuksesan penerapan MBS di SD Kristen 04 Eben Haezer Salatiga adalah pembangunan gedung sekolah.
b.      Proses Pembelajaran
Cara guru mengajar di kelas, adanya rancangan kegiatan mingguan untuk kegiatan pembelajaran yang harus disiapkan.

Faktor penghambat penerapan MBS di SD Kristen 04 Eben Haezer
Pemberlakuan TAS dari Pemerintah
Dalam pelaksanaan tes,  soal-soal yang diberikan Pemerintah terkadang tidak sesuai dengan materi yang disampaikan di sekolah. Hal ini sangat berpengaruh dengan nilai siswa. Ini merupakan penghambat mutu, pemerintah tidak mengetahui kondisi dan tolak ukur kemampuan siswa di tiap masing-masing sekolah. SD ini menginginkan bahwa soal-soal tes pihak sekolah yang membuat dan mengoreksi hasil jawaban siswa.



















IV.             PENUTUP
Kesimpulan
Sejalan dengan arah kebijakan otonomi dan desentralisasi yang ditempuh oleh pemerintah, tanggung jawab pemerintah daerah akan meningkat, termasuk dalam manajemen pendidikan. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) tampil sebagai paradigma baru pengembangan pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan sekolah dan kebutuhan daerah masing-masing. MBS merupakan kebijakan yang sangat strategis dalam rangka pengembangan kemampuan sekolah dan daerah dalam bottom79 up planing policy, yaitu kebijaksanaan pendidikan yang diprakarsai oleh setiap sekolah dan daerah yang bersangkutan serta ditindak lanjuti oleh setiap tingkatan
manajemen diatasnya sampai tingkat pusat. Berdasarkan hasil analisis data, sebagaimana disajikan dalam bentuk pengamatan yang dilakukan di SD Kristen 04 Eben Haezer menunjukkan bahwa implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS) baik.



 
















DAFTAR PUSTAKA

Abu-Duhou, I. 1999. Scholl-Based Management. United Nation Education Scientific and Cultural Organization, Paris: UNESCO.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Jakarta.
Slamet PH. 2001. Manajemen Berbasis Sekolah. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 27. http//www.pdk.go.id/jurnal/27/manajemen-berbasis-sekolah.htm
Wohlsteeter & Mohrman. 1996. School-Based Management: Strategies for Success, CPRE Finance Briefs. http:// www.ed.gov/pubs/CPRE/fb2sbm.html.
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH336e/adf4a8b7.dir/doc.pdf

1 komentar: