Senin, 29 November 2010

TUGAS OBSERVASI MBS


MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
“Hasil Observasi di SD  Kristen 03 Eben Haezer Salatiga
Dosen Pembimbing : Prof. Prof. Dr. Slameto, M. Pd




Disusun oleh :
  1. ACHMAD NURUL MUBIN             ( 292008018 )
  2. YULININGSIH                                 ( 292008067 )
  3. YANITA PURNAMA N                   ( 292008083 )
  4. DANUNG LIESTIYANTO              ( 292008121 )
  5. CITRA ERVINA AGUSTIN             ( 292008156 )
  6. PALUPI SEKAR PUTI                     ( 292008173 )

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2010




KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat kasih penyertaan perlindungan dan pertolongannya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan observasi ini.
Kegiatan observasi ini untuk memenuhi tugas wajib mata kuliah Manejemen Berbasis Sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan di SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga.
Selama pelaksanaan observasi ini sampai dengan selesainya penulisan laporan ini, kami telah memperoleh bantuan baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih pada :
  1. Bapak Prof. Dr. Slameto. M.Pd ; selaku Dosen Pengampu mata kuliah Profesi Keguruan.
  2. Ibu Marmini Estiningsih, S.pd selaku Kepala Sekolah SD Kristen 03 Eben Haezer, yang telah memberi izin pelaksanaan kegiatan observasi.
  3. Guru dan staf SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga yang telah berkenan membantu pelaksanaan kegiatan observasi.
  4. Semua pihak dan teman-teman lainnya yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, atas segala bantuannya.
Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan, maka kami mohon maaf atas kekurangannya. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan laporan.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, kami berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.


                                                                                                  









BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi pengelolaan pendidikan dengan diberikannya wewenang kepada sekolah untuk menyusun kurikulumnya mengacu pada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional dan pasal 35 tentang standar nasional pendidikan. Juga adanya tuntutan globalisasi dalam bidang pendidikan yang memacu agar hasil pendidikan nasional dapat bersaiang dengan hasil pendidikan negara-negara maju.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan kondisi daerah perlu segera dilaksanakan. Bentuk nyata dari desentralisasi pengelolaan pendidikan ini adalah diberikannya kewenangan kepada sekolah untuk mengambil keputusan berkenaan dengan pengelolaan pendidikan, seperti dalam pengelolaan kurikulum, baik dalam penyusunannya maupun pelaksanaannya di sekolah. 
           Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian  dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Khususnya yang akan kami ulas yaitu SD Kristen 04 Eben haezer, salatiga

B.    Tujuan
Pembuatan makalah yang dilakukan mahasiswa dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah. Kegiatan ini berguna bagi mahasiswa untuk menambah pemahaman tentang Manajemen Berbasis Sekolah dalam dunia pendidikan, dengan tujuan sebagai berikut:
1.      Mengetahui berbagai kegiatan MBS yang dilaksanakan di SD  Kristen 03 Eben Haezer Salatiga”
2.      Mengetahui pihak siapa saja yang terkait dalam MBS.
3.      Mengetahui tahap-tahap pelaksanaan MBS.



















BAB 11
PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN

1.        Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Observasi ini diadakan hari Rabu,13  Oktober 2010.
2.        Metodologi Pelaksanaan
Data hasil kegiatan ini dikumpulkan melalui observasi, dan wawancara secara langsung kepada Kepala Sekolah dan guru di SD Kristen 03 Eben haezer, salatiga..

3.        Data yang dikumpulkan
Dalam pelaksanaan kegiatan observasi ini kami ingin mengatahui, memahami, dan menganalisa system pengorganisasian MBS SD Salatiga dengan rincian pertanyaan sebagai berikut :
1.      Profil MBS
a.      Apa pengertian MBS?
b.      Bagaimana menguraikan secara singkat sejarah munculnya MBS?
c.       Apa tujuan dan manfaat penerapan MBS?
2.      Penerapan MBS di SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga
a.       Bagaimana profil SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga?
b.      Bagaimana pelaksanaan MBS SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga ?
c.       Bagaimana Manajemen Sekolah di SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga
d.      Bagaimana pelaksanaan PAKEM di SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga
e.       Bagaimana peran serta masyarakat di SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga
f.       Apa Faktor penghambat penerapan MBS di SD Kristen 04 Eben Haezer?









PENGETAHUAN UMUM MBS

a.          Pengertian MBS
MBS memiliki banyak pengertian, bergantung dari sudut pandang orang yang mengartikannya. Nurkholis (2003:1), misalnya, menjelaskan bahwa Manajemen Berbasis Sekolah terdiri dari tiga kata, yaitu manajemen, berbasis, dan sekolah. Pertama, istilah manajemen memiliki banyak arti. Secara umum manajemen dapat diartikan sebagai proses mengelola sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan. Ditinjau dari aspek pendidikan, manajemen pendidikan diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah maupun tujuan jangka panjang. Kedua, kata berbasis mempunyai kata dasar basis atau dasar. Ketiga, kata sekolah merujuk pada lembaga tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Bertolak dari arti ketiga istilah itu, maka istilah Manajemen Berbasis Sekolah dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan sumber daya yang berdasar pada sekolah itu sendiri dalam proses pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

b.         Sejarah Munculnya MBS
               Penerapan MBS di suatu negara pasti tidak terlepas dari perkembangan pendidikan dan upaya-upaya perbaikan mutu pendidikan di negara tersebut. Sejak tahun 60-an dan 70-an banyak sekali inovasi yang telah dilakukan. Misalnya, pengenalan kurikulum baru untuk memperbaiki mutu pendidikan dan pendekatan-pendekatan baru (metode baru) dalam proses pembelajaran, tetapi hasilnya kurang memuaskan. Baru ketika tahun 80-an, saat terjadi perkembangan manajemen dalam dunia industri dan organisasi komersial mencapai sukses, orang mulai percaya bahwa untuk memperbaiki mutu pendidikan, perlu ada lompatan dari tataran pengajaran di dalam kelas ke tataran organisasi. Perubahan itu dilakukan di dalam struktur dan gaya manajemen sekolah (Cheng, 1996).

Bagaimana dengan model MBS di Indonesia? Pada dasarnya, esensi MBS bukanlah sesuatu yang baru sama sekali di Indonesia. Meskipun belum menggunakan istilah MBS, sekolah atau madrasah yang sistem pengelolaannya dilakukan oleh swasta, baik yayasan, pesantren, badan hukum dan sebagainya, telah menerapkan prinsip-prinsip MBS tersebut. Formalisasi MBS dimaksudkan untuk lebih menekankan pada persoalan yang lebih mendasar dan mendalam tentang bagaimana implementasi MBS yang lebih tepat di sekolah.
Dasar hukum penerapan model MBS di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Penerapan pendekatan dan pengelolaan sekolah dengan prinsip MBS secara resmi mulai berlaku tanggal 8 Juli 2003. Sebelumnya, pemerintah telah melakukan berbagai program rintisan di berbagai jenjang pendidikan berkenaan dengan model MBS melalui berbagai kebijakan yang bertujuan untuk membuat sekolah menjadi lebih mandiri dan meningkatkan partisipasi masyarakat. Sebagai contoh, rintisan program MBS di SD dan MI telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Program ini menekankan pada tiga komponen, yaitu Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), Peran Serta Masyarakat (PSM), dan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Ketiga komponen itu tertuang dalam Propenas 2000-2004 sebagai program untuk mengembangkan pola penyelenggaraan pendidikan berdasarkan manajemen berbasis sekolah untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya pendidikan dengan memperhatikan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat.
Pada tahun 1999 dengan bekerjasama serta bantuan dari UNESCO dan UNICEF, program MBS telah dirintis di 124 SD/MI, yang tersebar di 7 kabupaten pada propinsi Jawa Tengah (Kabupaten Magelang, Banyumas, dan Wonosobo), Jawa Timur (Kabupaten Probolinggo), Sulawesi Selatan (Kabupaten Bontang), dan Nusa Tenggara Timur (Kota Kupang)..
Selanjutnya, pada tahun 2002, pemerintah New Zealand membantu pendanaan untuk memantapkan dan menyebarkan program tersebut di tujuh kabupaten/kota rintisan serta untuk mendiseminasikan program ke tujuh kabupaten lainnya di Indonesia Timur, termasuk Papua dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Jumlah SD/MI berkembang menjadi 741 SD/MI. Diseminasi program oleh Unicef di sejumlah kabupaten di pulau Jawa juga dilakukan dengan menggunakan bantuan dana dari Bank Niaga, BFI, Chef for Kids, dan City Bank. Beberapa bantuan juga diberikan oleh lembaga bantuan Australia (AusAID), sehingga pada tahun 2004 program tersebut telah berkembang ke 40 kabupaten di 9 propinsi dengan 1479 SD/MI.
Replikasi program juga telah dilaksanakan oleh pemerintah pusat (Depdiknas) di 30 propinsi di Indonesia di bawah lambang “MBS”. Juga, USAID – lembaga bantuan dari pemerintah Amerika Serikat juga telah mengembangkan program MBS sejenis di Jawa Timur dan Jawa Tengah yaitu Managing Basic Education (MBE), serta pada tahun 2004 model MBS juga dilaksanakan di tiga kabupaten Jawa Timur dengan dukungan Indonesia – Australia Partnership in Basic Education (IAPBE). Mulai tahun 2005, USAID juga memberikan bantuan untuk model MBS ini di 7 propinsi di Indonesia melalui program Decentralized Basic Education (DBE).
Usaha-usaha implementasi MBS di Indonesia terus dilakukan dalam kerangka meningkatkan mutu pendidikan. Dengan MBS yang telah dilaksanakan di SD/MI maka sekolah akan lebih mandiri di dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Menurut Nurcholis (2003:108), sekolah yang menerapkan MBS mempunyai sejumlah ciri, yaitu memiliki tingkat kemandirian yang tinggi, bersifat adaptif, antisipatif, dan proaktif, memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi, bertanggung jawab terhadap kinerja sekolah, memiliki kontrol yang kuat terhadap input manajemen dan sumber dayanya dan kondisi kerja, mempunyai komitmen ang tinggi pada dirinya, menjadikan prestasi sebagai acuan dalam penilaian, memiliki kemampuan memberdayakan masyarakat untuk berpartisipasi aktif, serta meningkatnya kualitas proses pembelajaran.

c.       Tujuan dan Manfaat MBS
Tujuan MBS bermuara pada peningkatan mutu pendidikan, efisiensi pengelolaan, relevansi pendidikan baik menyangkut mutu pembelajaran, sumber daya manusia, kurikulum yang dikembangkan, serta tata pelayanan pendidikan.
Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa MBS memberikan kewenangan yang besar kepada sekolah dalam pengambilan suatu keputusan. Oleh karena itu, sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam pengelolaan pendidikan dan pembelajaran di sekolah, merencananakan, mengorganisasikan, mengawasi, mempertanggungjawabkan, memimpin sumber daya sekolah, kurikulum dan tata pelayanan pendidikan, serta dapat mengembangkan MBS sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing.
Dalam konteks pengambilan keputusan, tujuan MBS mempunyai makna bahwa pengambilan keputusan yang diambil di sekolah terhadap pendidikan menjadi lebih berkualitas, karena kewenangan dalam pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mengenal dan mengetahui betul tentang sumber daya yang ada di sekolah dan kebutuhan siswa ke depan. Dengan demikian keputusan yang diambil didasarkan pada profil sekolah yang sesungguhnya, dan mengacu pada harapan-harapan yang akan dicapai yang bersumber dari warga sekolah, orang tua, dan masyarakat dengan memperhatikan kelebihan dan kelemahan yang dimiliki sekolah. Oleh karena itu, MBS diharapkan akan dapat mendorong semua unsur tersebut untuk menjadi lebih berperan aktif dalam pengambilan keputusan yang lebih baik, yang berorientasi pada keberhasilan siswa dalam pembelajaran.





























MBS DI SD KRISTEN EBEN HAIZER 03 SALATIGA

Hasil penelitian Implementasi Manajemen Berbasis sekolah (MBS) di SD Kristen Eben Haizer 03 Salatiga dengan pembahasan sebagai berikut:

SD Kristen eben Haizer 03 Salatiga Terletak sangat strategis di tengah kota tepatnya di Jl. Jendral Sudirman . berikut ini data umum SD Kristen Eben Haizer 03 Salatiga
1.        Status                   : Swasta
2.        SK Tgl. Nomor   : 14 OKTOBER 1993
                                1928/103.32/H/1993
3.        Keadaan murid :

kelas
Jml
Kelas
Jumlah siswa
Agama


L
P
Jml
Isl
Kris
Kat
Hin
Bud
Jml
I
2
25
23
48
4
33
9

2
48
II
2
22
28
50

41
7

2
50
III
2
30
25
55
2
44
7

2
55
IV
2
28
18
46
2
41


3
46
V
2
26
17
43
4
38
2


44
IV
2
21
19
40
1
34
3

2
40
JML
13
15
130
282
13
231
28

11
283



4.        Keadaan guru
Guru swasta                      : 25 0rang ( Laki-laki: 5 orang, Perempuan : 20 orang )
Guru agama                       : 1 orang         
Guru penjaskes                  : 1 orang         
Guru Bahasa inggris          : 5 orang         
Penjaga                              : 2 orang         
Perpus                               : 1 orang                     
TU                                     : 1 orang


No
Nama Guru
Jabatan
1
Marmini Estiningsih , S.Pd
Kapala Sekolah
2
Sutrisno
Guru Kelas
3
Joko Riyadi , S.Pd
Guru Kelas
4
Rusmini , S.P.d
Guru Kelas VA
( Wakil Kepala Sekolah )
5
Pancaswati , S.Pd
Guru Kelas VI A
6
Veronica Hery  P
Guru Kelas I A
( Wakil Kepala Sekolah)
7
Dyah Nilamurti ,S .P,d
Guru Kelas II A
8
Puguh Fadjaryanto , S.Pd
Guru Kelas
9
Siska Indriyana Y , S.Pd
Guru Kelas I B
10
Novita Kumalasari , S,P.d
Guru Kelas II B
11
Dwi Harjani ,S ,Si
Guru Kelas VI B
12
Evilina Purnama , S.A.g
Guru Mapel
13
Titik Kristianingrum , S.Pd
Guru Kelas
14
Dita Hadingtyas , S.Pd
Guru Kelas III A
15
Amelia Callista I , S.Pd
Guru Kelas
16
Ria Triastuti , S.Pd
Guru Kelas III B
17
Hellus Donora , S.Pd
Guru Kelas IV A
18
Harimah , S.Pd
Guru Kelas IV A
19
Ruth Suzana , S. Pd
Guru Kelas III C
20
Irie Kusumaningrum, S.Pd
Guru Kelas V B
21
Natalis Sidanta , S.T
Guru Mapel
22
Eriyati
Guru Mapel
23
Siem Lie Ying , Amd
Guru Mapel
24
Huang Li Ye / Iriani
Guru Mapel
25
Yulianus Ganta
Guru Mapel
26
Heppy Artha
TU
27
Waryadi
Penjaga
28
Lukas Riyanto
Penjaga
29
Galuh Tri Wicaksono
Perpustakaan


Situasi SD Kristen eben Haizer 03 Salatiga sangat edukatif, karena situasi sekolah nyaman untuk belajar, sarana dan prasarana menunjang untuk proses belajar mengajar. Pembentukan Visi misi SD Kristen 03 Eben Heazer telah di perbaharui sekitar 2 tahun yang lalu. Dalam penyusunan visi misi melibatkan semua pihak sekolah. Diantaranya perwakilan orang tua / wali murid, Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan. Visi misi disesuaikan dengan kemajuan-kemajuan sekolah. visi misi tertera di dinding  sekolah, lingkungan sekolah dan dimuat pada buku ulangan dan buku catatan rohani, dimana setiap siswa mempunyai buku tersebut.

Profil sekolah

Perjalanan panjang SD Kristen 03 diawali pada tanggal 1 Oktober 1948. Saat terlahir dengan nama Holland-Chines Zendings School. Setelah penyerahan sedaulatan RI, nama diubah menjadi sekolah rakyat VI Kristen Tionghoa. Seiring dengan perubahan nama Tionghoa Kie Tok Kauw Hwee menjadi Gereja Kristen Indonesi, maka nama sekolah ini  pun menjadi SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga. Sebuah perjalanan panjang yang harus disyukuri. Suatu rentang waktu yang sarat dengan berkat Tuhan meskipun penuh dengan tantangan.

Hal tersebut diperkuat dengan visi dan misi sekolah yang jelas sangat mempengaruhi kelangsungan sekolah tersebut. Adapun visi dan Misi sekolah tersebut adalah sebagai berikut
Visi :
Menjadi lembaga pendidikan yang menghantarkan peserta didik menjadi cerdas, terampil, kreatif, inofatif, berwawasan global bertindak local, mengasihi sesama dan lingkungan serta memuliakan nama Tuhan.

Misi :
  1. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas dan dinamik sehingga terbentuk anak yang cerdas, terampil, kreatif, inovatif, berwawasan global bertindak local, mengasihi sesame dan lingkingan serta memuliakan nama Tuhan.
  2. Menyelenggarakan pembelajaran dengan bahasa inggris dan bahasa Indonesia serta memaksimalkan penggunaan ICT (Tegnologi Informasi dan Komunikasi).

 Sekolah ini juga didukung fasilitas yang sangat memadai, antara lain adalah :
  1. Perpustakaan
  2. Ruang bahasa
  3. Lab. Komputer ber-AC
  4. Ruang foto copy
  5. Lab. Bahasa ber-AC
  6. Ruang musik
  7. Ruang UKS
  8. Cafetaria

Berbagai kegiatan Ekstra Kurikuler yang dilaksanakan disekolah ini juga sangat aktif diikuti oleh siswa, antar lain adalah :
  1. Pramuka
  2. Angklung
  3. Seni tari
  4. Engglis club
  5. Seni lukis
  6. Musik
  7. Senam bersama
  8. Drumband
  9. Science club
  10. Band
  11. Komputer
  12. Vocal

Ada juga kegiatan rekreatif antara lain :
  1. Natal
  2. Karya wisata
  3. Imlek
  4. Refresing course

Berbagai prestasi telah diraih oleh SD ini, beberapa diantaranya adalah :
  1. Juara I Lomba Menulis Hanzi tingkat kota Salatiga, dalam rangka Bulan Bahasa 2009
  2. Juara II Lomba Menulis Hanzi tingkat kota Salatiga 2009
  3. Juara II lomba karaoke Hari Pahlawan tingkat kota Salatiga
  4. Juara II lomba Menggambar tingkat kecamatan Tingkir 2009
  5. Juara II lomba Bulu Tangkis tunggal Putri tingkat kota Salatiga 2009
  6. Juara II dan III lomba Bulu Tangkis tunggal Putra tingkat kota Salatiga 2009
  7. Juara I, II, III lomba komputer Bazar YPE GKI salatiga 2009
  8. Juara I lomba LCC tingkat kecamatan tingkir 2010
  9. Juara II dan III lomba renang tingkat kota dalam rangka POPDA 2010

v  PELAKSANAAN PROGRAM MBS
MBS di sekolah ini mulai diterapkan di sini sejak tahun 2001
1.      Manajemen Sekolah
Untuk mendukung dan dalam rangka melaksanakan program MBS sekolahini  memiliki visi dan misi seperti diatas yang tertulis, dipajang dan sesuai dengan kondisi sekolah yang disusun bersama pemangku kepentingan ( KS, guru dan komite sekolah serta semua warga sekolah tahu dan memahami rumusan visi dan misi sekolah).
Sekolah ini memiliki RKS dan RKAS yang sistematis dan selalu diperbaharui setiap tahunnya yang memuat:
  1. Pendidikan ramah anak
  2. Pendidikan inklusif
  3. Pendidikan kecakapan hidup

RKS memuat anggaran dan kegiatan pemeliharaan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. RKS dan RKAS yang digunakan sebagai acuan kegiatan penyelenggaraan sekolah prosentasenya 75-100%. Laporan RKAS dilaporkan secara rutin dan disampaikan kepemangku kepentingan.
Setiap guru mempunyai data inventaris sekolah yang diperbaharui secara regular dan sistematis.
Seperti yang telah kami paparkan diatas tentang fasilitas-fasilitas yang ada untuk mendukung Program MBS sekolah ini mempunyai sumber air bersih yang cukup untuk kebutuhan sekolah. Serta terdapat Toilet serta bak sampah yang bersih, dengan area yang aman cukup memadai dan bersih dapat di gunakan sebagai area bermain untuk anak di luar kelas. Seluruh kelas memiliki tata tertib yang disusun dan di sepakati oleh guru dan siswa.Prosentasi warga sekolah yang mentati tata tertib hampir semua atau di atas 90%.
Dalam kegiatan pembelajaran tidak pernah terjadi perlakuan kekerasan fisik ,emosional ,penelantaran di sekolah ,pelecehan sexual, serta sekolah menerapkan disiplin positif atau konsekuensi logis bagi setiap anak yang melakukan pelanggaran.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan profesional Kepala sekolah secara rutin terlibat dalam kegiatan K3S dan selalu membagi pengalamanya di sekolah melalui pembinaan Guru yang dilakukan secara rutin, tidak hanya kepala sekolah yang rutin mengikuti kegiatan, semua guru juga dituntut terlibat aktif dalam kegiatan rutin KKG serta melaksanakan semua hasilnya untuk peningkatan PAKEM di sekolah ini.

2.        Kurikulum sekolah
Sebagai sekolah yang akan mengarah ke SD RSBI sekolah ini menerapkan kurikulum sebagai berikut :
a.       Cracter Building
Diharapkan dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan disekolah ini bertujuan untuk membangun karakter pada setiap siswa sehingga kelak mereka akan memiliki karakter-karakter yang akan menjadi bekal bagi mereka.
b.      Pembelajaran menggunakan dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Untuk menunjang harapan menjadi SD RSBI sekolah ini mengawalinya dengan penggunaan dua bahasa didalam kegiatan pembelajaran khususnya Matematika dan sains.
c.       Sistem pembelajaran kelas kecil ( 25 siswa per kelas )
Untuk mengefektifitaskan kelas dan supaya pembelajaran bisa mencakup semua siswa yang ada dalam satu kelas maka sekolah ini menerapkan sitem kelas Paralel sehingga jumlah siswa dalam satu kelas bisa di minimalis menjadi 25 orang per kelas
d.      Rencana mingguan
Setiap minggu keoala sekolah bersam guru mengadakan rapat yang khusus membicarakan rencana kegiatan yang akan diadakan minggu depan, bisa mencakup kegiatan pembelajaran, ekstra kurikuler, dan kegiatan-kegiatan yang lainnya.
e.       Pembelajaran team teaching
Untuk menunjang kegiatan pembelajran juga diterapkan team teaching untuk keadaan tertentu.
3.        Pembelajaran aktif kreatif,efektif,dan menyenangkan.
Program semester pembelajaran tersedia di kelas sebagai arsip guru mata pelajaran serta di gunakan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Silabus serta RPP dan perangkatya tersedia .
Untuk mendukung PAKEM Guru mengembangkan serta melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mengandung 3 aspek yaitu:
1.                   Eksplorasi,
2.                   Elaborasi,
3.                   konfirmasi.
yang sesuai dengan RPP dan di terapkan dengan metode pembelajaran yang tepat dan berfariasi . interaksi dua arah antara guru dan siswa sehingga tercipta KBM yang PAKEM. Dalam setiap pembelajran hampir semua siswa aktif untuk mengikuti kegiatan semua ini bisa terjadi karena guru sudah merencanakan setiap pembelaran dengan baik menyusun alat-alat evaluasi yang sesuai dengan materi dan bisa memancing siswa untuk mengingat materi yang lalu dan berfikir kritis sehingga bila ada pertanyaan setiap siswa berani menjawab dan menyatakan pendapatnya secara beramai-ramai.
            Di dalam kelas semua siswa dikelola secara bervariasi ( klasikal, kelompok, berpasangan, individu) sesuai dengan kondisi pembelajaran dan materi sehingga kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan, tidak semua bahan ajar didapat dari buku supaya menambah variasi belajar guru biasanya menggunakan benda-benda yang ada dilingkungan sekitar dan kadang-kadang bila perlu siswa diajak keluar kelas.
Supaya siswa semakin semangat untuk masuk dan senang belajar dikelas sebagian Hasil karya siswa di pajang ,di perbaharui dan di tata dengan rapi di setiap kelas.
Untuk menambah referensi dan sumber belajar tersedia juga sudut belajar yang ada di perpustakaan, segala jenis buku tersedia di sana, dan juga alat-alat peraga yang setiap saat bisa dilihat oleh siswa, sehingga tidak hanya saat pembelajarn saja siswa belajar dan mengamati  jika ada waktu luang atau istirahat siswa bisa memanfaatkan perpustakaan untuk belajar.
Untuk penilaian tidak ada batas KKM karena kelas menggunakan Pararel. Penyampaian dalam dua bahasa dalam pembelajaran serta alat peraga yang dibuat guru sendiri serta TEAM TEACHING,dua guru untuk IPA dan Bahasa Indonesia.

4.       Peran serta masyarakat
Pemilihan pengurus komite dilakukan secara bersama-sama bertugas sesuai dengan fungsinya sebagai pendukung, pemberi pertimbangan, pengontrol dan sebagai mediator, dan semua komite memahami fungsinya masing-masing  semua komite  ,
Partisipasi orang tua sangat tinggi hampir seluruh orang tua ikut membimbing siswa belajar melalui POSG (Persatuan Orang tua Siswa dan Guru) semua orangtua juga ikut membantu penyelenggaraan kegiatan sekolah seperti dana, pemikiran, barang, tenaga, keamanan dan sebagainya, berdasarkan perwakilan kelas yang professional serta fleksibel, Contoh kegiatan: peran serta masyarakat dalam bazaar, penggalangan dana.

 















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dalam pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan MBS mensyaratkan hal-hal berikut:
  1. MBS harus mendapat dukungan staf sekolah.
  2. MBS lebih mungkin berhasil jika diterapkan secara bertahap, Kemungkinan diperlukan lima tahun atau lebih untuk menerapkan MBS secara berhasil.
  3. Staf sekolah dan kantor dinas harus memperoleh pelatihan penerapannya, pada saat yang sama juga harus belajar menyesuaikan diri dengan peran dan saluran komunikasi yang baru.
  4.  Harus disediakan dukungan anggaran untuk pelatihan dan penyediaan waktu bagi staf untuk bertemu secara teratur.
  5. Pemerintah pusat dan daerah harus mendelegasikan wewenang kepada kepala sekolah, dan kepala sekolah selanjutnya berbagi kewenangan ini dengan para guru dan orang tua murid.
Melihat pembahasan tentang pelaksanaan MBS di SD Eben Haezer 03 diatas memperlihatkan bahwa MBS di sekolah ini sudah berjalan sesuai dengan semua syarat yang ada, dan pelaksanaannya sudah baik sesuai harapan pemerintah.













DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Jakarta.
Slamet PH. 2001. Manajemen Berbasis Sekolah. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 27. http//www.pdk.go.id/jurnal/27/manajemen-berbasis-sekolah.htm
Abu-Duhou, I. 1999. Scholl-Based Management. United Nation Education Scientific and Cultural Organization, Paris: UNESCO.
Wohlsteeter & Mohrman. 1996. School-Based Management: Strategies for Success, CPRE Finance Briefs. http:// www.ed.gov/pubs/CPRE/fb2sbm.html.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar